Kesejahteraan Guru Diniyah Sangat Memprihatinkan




Meski memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama besar dengan pengajar lainnya, ternyata kesejahteraan 445 orang guru diniyah di Jakarta Selatan masih memprihatinkan. Honor yang mereka terima per bulan rata-rata hanya berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.

”Itu pun masih sering terlambat mereka terima,” ujar Ketua Persatuan Guru Diniyah Indonesia (PGDI) Kota Jakarta Selatan, Asikin, SAg di sela-sela acara Pembinaan dan Pelatihan anggota PGDI Jakarta Selatan dengan tema ‘Menjadi Guru Diniyah yag Profesional’, Senin (8/3).

Kadang-kadang, kata Asikin, guru diniyah merasa iri dengan pada guru SD di DKI Jakarta yang tunjangan kesejahteraannya saja sudah mencapai Rp 2,5 juta, di luar gaji. Padahal, di tengah keprihatinan rendahnya moral para generasi muda, tugas guru diniyah tidaklah ringan.

Asikin mengaku senang dengan keluarnya Pergub No 207/2009 tentang penyelenggaraan pendidikan keagamaan di Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan nasib para guru diniyah ke depan akan lebih diperhatikan melalui anggaran khusus yang disediakan pemda.

Hasyim Adnan, Kepala Sekolah Diniyah Al Islah, Tanah Kusir mengungkapkan, dirinya memiliki sekitar 200 murid dengan 21 guru. Muridnya itu tidak dipungut bayaran sehingga untuk membayar honor para guru dia hanya mengandalkan dana dari para donatur.

”Kami mendidik murid diniyah benar-benar lillahi ta’ala. Umumnya para guru mencari rejeki dari sumber lain,” kata Hasyim. Para gurunya sebagian bergelar sarjana agama dan yang lainnya keluaran pesantren salafiyah.

Pos Kota
Tags: ,